Langsung ke konten utama

Bersaing karena hujan

Apa yang salah dengan hujan di malam minggu ?
kenapa banyak yang bersaing karena hujan di malam minggu ?

Malam minggu tidaklah salah karena malam minggu bagi sebagian orang adalah malam yang indah untuk melepas lelah dari aktivitasnya setiap hari,namun saat kita beralih ke konsep "pacaran dan jomblo" malam minggu adalah sebuah persaingan

Ya persaingan "persaingan karena hujan", bagi orang yang sedang dimabuk asmara atau istilah jaman sekarang pacaran, malam minggu adalah malam yang indah untuk bisa menyempatkan waktu dengan pacar berbagi banyak cerita dan bisa membuat pacar bahagia

Lain halnya dengan "jomblo" bagi jomblo malam minggu adalah saat yang tepat untuk sekedar meminum kopi dirumah melepas lelah bukan melepas masa jomblonya ya wkwk 😂
otomatis saat yang tepat untuk meminum kopi adalah saat hujan
saat dimana udara menjadi dingin dan kenangan "mantan " semakin banyak yang menghantui...
eh setan maksudnya ko jadi mantan wkwk
untuk itu biasanya para jomblo berdoa agar hujan segera turun untuk memaksimalkan suasana malam minggunya, tetapi  beda halnya dengan muda mudi yang pacaran bagi mereka hujan di malam minggu bukanlah hal yang mereka inginkan karena bila terjadi hujan di malam minggu bagi mereka adalah tabu bagaikan ldr yang jauh jaraknya padahal dekat rumahnya karena hujan hanya bisa saling mengirimkan pesan yang tidak ada gunanya hahaha

Untuk itu bagi orang yang pacaran pun berdoa agar tidak terjadi hujan di malam minggu, akhirnya mereka saling bersaing kan karena hujan, untuk meminta kepada ALLAH siapa yang paling dijabah doanya

"Hujan di malam minggu adalah rindu bagi sang jomblo, sebaliknya hujan di malam minggu bagaikan hal tabu bagi seorang pasangan yang sedang dimabuk asmara"

Kira kira siapa yang akan dijabah doanya di malam minggu?
sang jomblo atau orang yang pacaran ya?

tulis jawaban kalian beserta alasannya di kolom coment ya bronis (brother & sister) see you buat artikel selanjutnya hehehe 😆

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERNYATA BUKAN SEBAGAI RUMAH

Diam membisu, acuh tak karuan Menyapa rasanya enggan Pertemuan akhir seperti sebuah paksaan Sebagai bentuk salam perpisahan. Kau memberi banyak celah harap Ternyata setelahnya kau membuat patah Luluh lantak hati ini seperti tersayat Tetapi, manusianya entah pergi kemana. Mungkin sudah bahagia ya? Tidak apa lah kau membuatku asing Jika memang kau sudah bosan Lebih baik kau berbicara terlebih dahulu tuan Hati puan ini bukanlah seperti bianglala Bukan juga tempat singgah sementara. Seharusnya saling menjaga Agar tidak ada yang pelik dalam luka. Kupikir kau menjadikan dirimu sebagai rumah Ternyata hanya sebagai halte di persimpangan jalan sana Apa kau pernah merasa kesepian? Ucapku sederhana hanya meminta agar kau bahagia.

Rumpang karya Nadin Amizah liriknya begitu mendalam

Jadi di sini gua mau bikin thread tentang lagu rumpang yang related sama kehidupan seseorang, karya nadin amizah . Selamat ulang tahun nadin, selamat rilis album baru. Lirik 1 Pagi itu gua udah lupa tanggal berapa yang gua inget tahun 2006 hari minggu. Lirik pertama ini related menggambarkan adik gua yang masih bayi terus menangis meminta asi ke ibu gua yang masih tertidur, adik gua mungkin masih merasakan rasa hangat pelukan seorang ibu yang tak kunjung padam , seseorang di atasnya adalah gua yang berusaha membangunkan ibu gua, menahan sebuah rasa panik, rasa polos yg tidak tahu apa-apa karena waktu itu umur gua masih 6 tahun. Lirik 2 Sempat gua berpikir masih bermimpi atas kejadian ini yang secara tiba-tiba sehabis bangun tidur Jam tujuh dua empat pagi tanpa henti merenungi segala kejadian yang baru terjadi Bulan menjadi saksi saat malam terakhir bersama ibu yang masih sehat-sehat aja sedangkan matahari menjadi saksi atas kehilangan ibu Ada rasa yang benar-benar tak mau hilang dari ...
Lelah Aku teramat lelah  Menyusuri garis kehidupan Berbalut sandal tak berdebu Menyendiri dalam sunyi Tak ada yang peduli  Menangis dalam kegelapan Berteriak tanpa suara  Minum tanpa air  Ada namun tiada Raga ini mulai letih Bersandar pada tiang yang rapuh  Aku lelah menyimpan ini sendiri Tak ada yang menemani  Dan bersiap pergi  Atma ku mati  Aku bukanlah cintamani  Yang di damba setiap orang  -Jakarta,  21 Mei 2020