Langsung ke konten utama

Postingan

Postingan terbaru

Facing Obstacles Wisely: Stoic Principles in Turning Obstacles into Opportunities

Stoicism, an ancient Greek philosophical school, has provided valuable guidance for many individuals in facing obstacles and challenges in their lives. By emphasizing self-control, acceptance of the unchangeable, and wise judgment of what we can control, Stoicism teaches us to view obstacles as opportunities for growth and improvement. As stated in the famous quote, "The obstacle in the path becomes the path. Never forget, within every obstacle is an opportunity to improve our condition." Let's explore the Stoic principles reflected in this quote and how we can shift our perspective on life's obstacles. Understanding Stoicism: Stoicism is a philosophy that teaches us to accept the realities of life and respond to them wisely. Its focus is not on changing the external world, but on changing ourselves and how we respond to our environment and circumstances. Stoicism encompasses ethics, logic, and physics, but in the context of this quote, we will focus on its ethical pr
Postingan terbaru

The Courtesan Ichikawa of the Matsuba Establishment

Kitagawa Utamaro Late 1790s Cincinnati Art Museum. Seorang tokoh sentral dalam dunia sastra dan seni Edo (sekarang Tokyo), Kitagawa Utamaro adalah salah satu praktisi ukiyo-e (gambar dunia terapung) yang paling terkenal. Di distrik Yoshiwara, distrik kesenangan berizin pemerintah di pinggiran Edo, seni dan kehidupan terjalin erat. Cetakan ukiyo-e memainkan peran penting dalam mempromosikan kesenangan distrik dan kultus pelacur. Tidak puas dengan gaya penggambaran kecantikan wanita yang ada, Utamaro mengadopsi penggambaran kepala besar dari sekolah Katsukawa. Mahakaryanya, yang mulai ia produksi pada tahun 1790-an, adalah potret wanita cantik (bijinga) dengan ukuran setengah dan panjang dada. Meskipun pelacur kelas atas adalah subjek favoritnya, ia juga menggambarkan pelacur jalanan biasa, pelayan kedai teh, geisha, dan ibu rumah tangga. Utamaro dikenal karena kreativitasnya dalam menyusun figur-figurnya dalam batas-batas kertas. Subjeknya di sini adalah Ichikawa yang dikenal sebagai k

Rumpang karya Nadin Amizah liriknya begitu mendalam

Jadi di sini gua mau bikin thread tentang lagu rumpang yang related sama kehidupan seseorang, karya nadin amizah . Selamat ulang tahun nadin, selamat rilis album baru. Lirik 1 Pagi itu gua udah lupa tanggal berapa yang gua inget tahun 2006 hari minggu. Lirik pertama ini related menggambarkan adik gua yang masih bayi terus menangis meminta asi ke ibu gua yang masih tertidur, adik gua mungkin masih merasakan rasa hangat pelukan seorang ibu yang tak kunjung padam , seseorang di atasnya adalah gua yang berusaha membangunkan ibu gua, menahan sebuah rasa panik, rasa polos yg tidak tahu apa-apa karena waktu itu umur gua masih 6 tahun. Lirik 2 Sempat gua berpikir masih bermimpi atas kejadian ini yang secara tiba-tiba sehabis bangun tidur Jam tujuh dua empat pagi tanpa henti merenungi segala kejadian yang baru terjadi Bulan menjadi saksi saat malam terakhir bersama ibu yang masih sehat-sehat aja sedangkan matahari menjadi saksi atas kehilangan ibu Ada rasa yang benar-benar tak mau hilang dari

TERNYATA BUKAN SEBAGAI RUMAH

Diam membisu, acuh tak karuan Menyapa rasanya enggan Pertemuan akhir seperti sebuah paksaan Sebagai bentuk salam perpisahan. Kau memberi banyak celah harap Ternyata setelahnya kau membuat patah Luluh lantak hati ini seperti tersayat Tetapi, manusianya entah pergi kemana. Mungkin sudah bahagia ya? Tidak apa lah kau membuatku asing Jika memang kau sudah bosan Lebih baik kau berbicara terlebih dahulu tuan Hati puan ini bukanlah seperti bianglala Bukan juga tempat singgah sementara. Seharusnya saling menjaga Agar tidak ada yang pelik dalam luka. Kupikir kau menjadikan dirimu sebagai rumah Ternyata hanya sebagai halte di persimpangan jalan sana Apa kau pernah merasa kesepian? Ucapku sederhana hanya meminta agar kau bahagia.

Penantian di bulan April

Kita pernah berjalan diantara rentetan waktu diatas pengharapan, dicelah keretakan kenangan membuat semuanya halu akan pengharapan. Disela dinding bisu tersimpan apik muram ekspresimu yang selalu engkau tutupi Seakan semuanya engkau merasa baik baik saja Para pujangga pun ikut rentan dalam kisah dramantikal ini Sehingga mereka memilih untuk mundur, walaupun masih belum seutuhnya pergi Ada bayangan semu bertajuk keindahan,akan tetapi menyiapkan sebuah kesakitan. Serta ada kenangan diakhir penghujung bulan april, mengingatkan bahwa bunga itu sudah lama mati.
Lelah Aku teramat lelah  Menyusuri garis kehidupan Berbalut sandal tak berdebu Menyendiri dalam sunyi Tak ada yang peduli  Menangis dalam kegelapan Berteriak tanpa suara  Minum tanpa air  Ada namun tiada Raga ini mulai letih Bersandar pada tiang yang rapuh  Aku lelah menyimpan ini sendiri Tak ada yang menemani  Dan bersiap pergi  Atma ku mati  Aku bukanlah cintamani  Yang di damba setiap orang  -Jakarta,  21 Mei 2020
Sebuah pengharapan dalam Doa Assalamualaikum... Kurasa, aku tidak perlu lagu menyapa ataupun menanyakan keadaanmu saat ini, sebab apa? Bukan karena sudah tak ingin peduli, hanya saja ku percaya, dimana pun kamu ada, pastilah kamu mampu menjaga diri dari Doaku pun, semoga allah selalu melindungimu setiap hari. Ingin kutuliskan sedikit pesan untuk mu dimana aku menulis hanya masih dengan sisa butiran pilu. Bukan maksudku berusaha untuk menarik simpatimu, tidak juga tersirat keinginan untuk kembali bersamamu, jangan salah faham. Dulu, aku tuliskan pesan singkat ini hanya sekedar luapan dari dukaku yang cukup panjang, tentang rasa yang sudah begitu lama ku pendam sendirian. Kini harus ku akui, sejujurnya memang kehadiranmu sedari dulu selalu kudambakan, meski tak pernah sekalipun kuberanikan diri untuk mengatakannya dengan lantang. Aku sudah terlalu lama menggenggam mu dalam angan berharap jika suatu ketika aku kau Izinkan, aku untuk menemanimu berjalan beriringan. Tap